Kegiatan pelibatan wali murid terhadap program Pendidikan SMK sangat diperlukan sebagai awal dari pemahaman dan keterlibatan wali siswa dalam pembelajaran. Untuk itu wali siswa kelas X SMKN 1 Bawang dipertemukan untuk membahas secara mendalam mengenai perbedaan pendidikan di SMK dan SMA, serta bagaimana kita dapat mempersiapkan siswa agar siap menghadapi dunia kerja, melanjutkan kuliah, atau bahkan berwirausaha.
Drs. Supriyadi, M.M selaku Kepala SMKN 1 Bawang menyampaikan bahwa pendidikan di SMK memiliki potensi yang sangat besar untuk mencetak lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja. Dengan dukungan dari semua pihak, kita dapat memastikan bahwa siswa-siswi kita memiliki masa depan yang cerah.
Materi disampaikan oleh Istina Pujiyanti, S.Kom selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum yang membahas tentang 5 poin utama yaitu:
1. Perbedaan Pendidikan di SMK dan SMA SMK dan SMA memiliki fokus yang berbeda.
SMK lebih menekankan pada pendidikan vokasi, yang artinya siswa akan lebih banyak belajar keterampilan praktis yang langsung dapat diterapkan di dunia kerja. Kurikulum SMK dirancang untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja. Sementara itu, SMA lebih fokus pada pendidikan umum, yang memberikan dasar yang kuat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
2. Konteks Pendidikan di SMK: BMW (Bekerja, Melanjutkan Kuliah, Berwirausaha).
Konsep BMW di SMK memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk memilih jalur karier yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Siswa SMK tidak hanya disiapkan untuk bekerja, tetapi juga diberikan bekal untuk melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi atau bahkan memulai usaha sendiri.
3. Cara Mewujudkan Siswa yang Siap BMW dilakukan dengan :
• Kerja Sama Sekolah dan Orang Tua: Penting bagi sekolah dan orang tua untuk bekerja sama dalam membimbing siswa.• Pengembangan Soft Skills: Selain keterampilan teknis, siswa juga perlu memiliki soft skills seperti komunikasi, kerja sama tim, dan problem solving.
• Praktik Kerja Lapangan: Kegiatan praktik kerja lapangan sangat penting untuk memberikan pengalaman nyata kepada siswa.
• Bimbingan Konseling: Bimbingan konseling dapat membantu siswa dalam menentukan pilihan karier dan mengatasi masalah yang dihadapi.
4. Pembelajaran di Sekolah terdiri dari:
• Intrakurikuler: Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas yang sesuai dengan kurikulum kegiatan yang wajib di ikuti oleh siswa
• Kokurikuler: P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) kegiatan ini juga wajib di ikuti oleh siswa.
• Ekstrakurikuler: Kegiatan yang bersifat pilihan dan sesuai dengan minat dan bakat siswa, seperti klub olahraga, seni, atau minat khusus lainnya.
5. Sosialisasi Syarat Kenaikan Kelas Untuk memastikan siswa dapat naik ke kelas berikutnya. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain:
• Nilai: Siswa harus mencapai nilai minimal yang telah ditentukan untuk setiap mata pelajaran, di semester genap dan Gasal pada Tahun Ajaran berlangsung.
* Pelaporan penyelesaian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
• Kehadiran: Siswa harus memiliki persentase kehadiran yang memenuhi syarat.
• Sikap: Siswa harus menunjukkan sikap yang baik selama proses pembelajaran.
Dalam kegiatan ini, tiap ketua program keahlian menyampaikan program kerja di program keahliannya masing-masing agar para wali siswa lebih paham program keahlian siswanya masing-masing. Diharapkan kegiatan ini dapat mempererat kerjasama antara wali siswa dan pihak sekolah, dan wali siswa mendukung program sekolah demi masa anak bangsa.