OLEH:ENDANG BUDIASTUTI, S.Pd.
Pendahuluan
Berdasarkan hasil wawancara dan pengalaman di lapangan sebelum kegiatan pembelajaran guru di SMKN 1 Bawang tidak memanfaatkan lingkungan sekitar untuk kegiatan pembelajaran, pembelajaran guru monoton, peserta didik tidak antusias mengikuti pembelajaran, pemahaman peserta didik kurang yang menyebabkan hasil belajarnya rendah.
Sehingga guru perlu memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar agar pemahaman peserta didik dalam pembelajaran semakin mendalam. Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Penerapan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan pemahaman menulis cerita pendek berdasarkan unsur instrinsik dan ekstrinsik puisi serta sesuai struktur cerita pendek sehingga peserta didik mampu menulis kreatif sebuah cerita pendek modern berdasarkan unsur pembangun cerita pendek tersebut dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ada dalam penulisan cerita pendek modern dengan tepat.
Pembahasan
Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika siswa paham terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Peran guru juga menjadi hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Penyampaian materi pembelajaran yang menarik akan memengaruhi proses dan hasil pembelajaran. Selama ini, guru melakukan proses pembelajaran dengan cara ceramah dan central teacher serta berakhir dengan penugasan. Jadi, keaktifan peserta didik dinilai kurang dan kemampuan berpikir kritis tidak terlihat pada pembelajaran. Keterlibatan antar peserta didik pun masih kurang optimal sehingga pembelajaran cenderung berpusat pada guru.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa peserta didik kelas XI AKL SMK Negeri 1 Bawang cenderung kurang aktif dan kurang semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari peserta didik yang sering mengantuk, kurang menghiraukan guru, bahkan sampai peserta didik bermain gawai saat pembelajaran berlangsung. Rendahnya motivasi belajar akan berpengaruh pada hasil akhir (kompetensi siswa) dalam pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu membuat siswa menjadi lebih semangat dalam belajar, aktif di dalam kelas, dan mampu berpikir kritis untuk memecahkan permasalahan. Bahasa Indonesia merupakan bagian dari proses pembelajaran yang wajib dipahami dan didalami secara baik oleh peserta didik. Salah satu materi pembelajaran teks pada kurikulum Merdeka kelas XI AKL SMK Negeri 1 Bawang adalah Berkarya dan Berekspresi melalui menulis teks cerita pendek. Cerita pendek merupakan salah satu karya sastra, selain puisi dan drama. Sebagai sebuah karya sastra, teks cerita pendek digunakan seseorang untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan perasaannya dalam bentuk kata-kata yang indah yang bersifat kiasan, sedangkan Puisi biasanya disampaikan dengan teknik figuratif untuk menciptakan suasana yang mampu menggugah imajinasi, perasaan, dan keindahan bagi pembacanya. Pemilihan kata tersebut bertujuan dapat memunculkan efek tertentu dan menampung makna yang menggambarkan pikiran, gagasan, dan perasaan penyair. Pemilihan kata-kata atau diksi juga harus mempertimbangkan irama, rima, larik, bait menggambarkan pikiran, gagasan, dan perasaan penyair. Pemilihan kata-kata atau diksi juga harus mempertimbangkan irama, rima, larik, bait, dan tipografi (bentuk) puisi. Guru dapat menggunakan skala persentase ketercapaian pembelajaran melalui pemetaan jawaban-jawaban peserta didik. Diharapkan ketercapaian peserta didik ada pada skala 85%.
Oleh karena itulah, unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen dianggap lebih padat jika dibandingkan dengan karya sastra lainnya, ternyata masih ditemukan kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek. Penyebab hal tersebut antara lain:
- Intake, kemampuan rata-rata peserta didik berbeda.
- Rendahnya keterampilan peserta didik dalam minat baca sehingga mengalami kesulitan menganalisis teks puisi serta rendahnya minat menulis puisi.
- Belum optimalnya penerapan model pembelajaran.
- Belum optimalnya penggunaan media pembelajaran.
- Kurangnya motivasi peserta didik dalam membaca untuk menganlisis teks puisi dan keterampilam peserta didik dalam menulis.
- Kurangnya kemampuan peserta didik dalam menuangkan gagasan atau ide dalam bentuk tulis.
Mengapa praktik ini penting dilakukan?
Praktik ini penting dibagikan karena dengan menerapkan model pembelajaran inovatif PBL (Problem Based Learning) siswa dapat berperan aktif dalam memecahkan permasalahan. Selain itu, pada proses berkelompok, siswa berlatih mengembangkan hasil diskusi sampai mempresentasikannya sehingga proses berpikir kritis dapat terlihat di tahap ini. Penerapan model pembelajaran inovatif PBL akan berdampak pada peningkatan motivasi siswa untuk belajar mandiri secara berkelompok dalam menemukan konsep materi pembelajaran yang diharapkan dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Oleh karena itu, dari hasil kajian literatur dan wawancara, penulis yang berperan sebagai pendidik mendesain pembelajaran inovatif. Diharapkan terjadi peningkatan kemampuan peserta didik dalam kegiatan menyajikan gagasan, perasaan, dan pendapat dalam bentuk cerpen secara tulis/lisan dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun cerpen menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan media audio visual serta template canva. Selain bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran, praktik baik ini juga dapat dijadikan referensi bagi pendidik lain supaya dapat lebih berinovasi dalam pembelajaran.
Praktik ini penting untuk dibagikan agar seluruh pendidik bergerak bersama untuk melakukan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan kurikulum Merdeka. Selain itu, diharapkan praktik pembelajaran ini bisa menjadi referensi dan inspirasi guru lain dalam mengatasi permasalaha pelaksanaanTantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan adalah
Berdasarkan hasil pengamatan, kajian literatur dan wawancara pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning dengan media Tabungan kata yang ditulis pada lembaran dan audio visual memiliki beberapa tantangan.
Tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan yaitu waktu yang terbatas dalam mempersiapkan rancangan model pembelajaran inovatif, beberapa peserta didik mengalami kesulitan dalam mengonstruksi atau menulis teks cerita pendek yang sesuai dengan unsur fisik dan unsur batin sebagai unsur pembangun cerita pendek. Siswa masih mengalami kesulitan untuk mengembangkan Ide menjadi karya satra teks cerita pendek, presentasi yang monoton membuat peserta didik kurang antusias dalam pembelajaran. Dilihat dari tantangan tersebut bahwa tantangan yang dihadapi merupakan sisi kompetensi guru yang harus ditingkatkan baik dalam bidang pedagogik maupun profesional sedangkan dari sisi peserta didik adalah motivasi membaca sebagai bahan referensi untuk mengembangkan sebuah ide puisi menjadi teks cerits pendek yang didalamnya terdapat unsur rasa, rima, diksi, gaya Bahasa. Dari keterangan diatas yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
- Persiapan kelas harus lebih maksimal dengan penyesuaian jam mengajar dan jadwal PPL yang akan dilaksanakan.
- Masih ada peserta didik yang tidak percaya diri untuk mengontruksi teks cerita pendek dan mempresentasikan hasil menulis cerita pendek serta memberi penjelasan karya satra cerita pendek dengan tampil di depan kelas.
- Kemampuan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa di kelas.
- Kemampuan guru dalam memberikan kalimat motivasi dan bimbingan terkait dengan nilai-nilai pendidikan karakter.
- Kemampuan guru untuk melibatkan keaktifan seluruh siswa tiap kelompok dan antar kelompok termasuk dalam menanggapi kegiatan presentasi.
- Kemampuan pengelolaan waktu yang terbatas untuk memaksimalkan proses
Langkah – langkah untuk menghadapi tantangan
Berdasarkan tantangan yang dihadapi guru, langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:
A. Pemilihan model pembelajaran inovatif
Langkah awal menentukan model pembelajaran inovatif dengan memahami karakteristik peserta didik dan karakteristik materi pelajaran. Adapun model pembelajaran yang dipilih Problem Besed Learning (PBL).
B. Pemilihan model pembelajaran yang menarik
Pada model pembelajaran ini terdapat langkah- langkah pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta didik terhadap pembelajaran serta meningkatkan kreativitas peserta didik dihubungkan dengan materi pelajaran yang akan dipelajari peserta didik.
Langkah-langkah dalam aksi praktik baik ini yaitu:
- Melakukan observasi peserta didik supaya lebih mengenal karakteristik peserta didik.
- Memahami betul karakteristik materi yang akan diajarkan.
- menentukan model pembelajaran yang akan digunakan (Model PBL).
- membuat desain pembelajaran yang terdiri dari modul ajar, bahan ajar, LKPD, media, yang berbasis HOTS.
Strategi
Strategi yang digunakan dalam pembelajaran. Pertama, memotivasi peserta didik. Kedua, ceramah garis besar materi dan menjelaskan langkah–langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Ketiga, berdiskusi mengenai permasalahan yang terjadi dari mulai perencanaan proses sampai pada pelaporan dalam bentuk curah gagasan terstruktur dan evaluasi.
Proses
Dalam pembelajaran menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Adapun langkah kegiatan sebagai berikut.
Fase 1 Pertanyaan mendasar mengajak peserta didik berpikir kritis pemahami puisi kemudian berdiskusi untuk menentukan tema puisi yang akan di konstruksi, melalui orientasi peserta didik pada masalah.
Fase 2 Mendesain perencanaan produk dengan mengorganisasi peserta didik untuk menganalisis teks puisi yang terkolaborasi dengan pemutaran video pembelajaran.
Fase 3 Menyusun jadwal pembuatan melalui investigasi mandiri dan berkelompok sesuai dengan hasil diskusi peserta didik mampu menentukan tema penulisan puisi dengan mudah ditunjang dengan media pengumpulan kata yang berhbngan dengan tema peserta didik tinggal mengembangkannya menjadi teks puisi dengan memperhatikan unsur batin dan fisik.
Fase 4 Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek dalam berkelompok diharapkan siswa mampu menunjukan tingkat kreatifitas dan keaktifannya dalam diskusi berkelompok.
Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah siswa mampu menganalisis unusur fisik dan batin teks puisi serta menulis puisi dengan menetukan tema yang dikembangkan melalui tabungan kata kemudian ditulis menjadi teks puisi.
Fase 6 Menguji hasil dengan mempresentasikan hasil karya terlampir yang dipresentasikan melalui pameran karya satra puisi karya kelopok-kelompok kecil kelas XI AKL.
Fase 7 Mengevaluasi pengalaman belajar
Sumber daya dan materi:
- Buku guru dan siswa Bahasa Indonesia kelas XI Cerdas Cergas
- PPT
- Teks Puisi
- Modul ajar
- Media pembelajaran ( Label kata dan kertas asturo)
- LKPD
- LCD proyektor
- Gawai dan aplikasi Teks puisi bergambar
Langkah-Langkah yang dapat dilakukan dalam menyusun pembelajaran yang menarik dan inovetif:
- Membuat perencanaan desain dan perangkat pembelajaran berpusat pada siswa.
- Selalu menggali informasi terkait dengan penerapan nilai pendidikan karakter dan peningkatan motivasi melalui cerita-cerita inspiratif.
- Mempelajari kemampuan berpikir tingkat tinggi/berpikir kritis untuk kemudian diterapkan pada perangkat pembelajaran yang sudah direncanakan.
- Menggunakan media pembelajaran berbentuk video dan penggunaan google form untuk evaluasi agar pemanfaatan teknologi (gawai) siswa dapat digunakan dengan bijak.
- Memperbaiki manajemen penggunaan waktu agar kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.
Dampak aksi
- Siswa menjadi lebih aktif dan semangat dalam mengikuti pembelajaran
- Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena siswa banyak terlibat dalam sintaks penerapan model pembelajaran yang digunakan.
- Keberhasilan belajar siswa meningkat.
- Siswa dapat menjawab pertanyaan dari tingkat kemampuan berpikir kritis hingga berpikir tingkat tinggi.
- Siswa berani mempresentasikan hasil diskusi dan menanggapinya.
- Pembelajaran berpusat pada siswa dapat terlaksana.
Hasil efektif
Motivasi belajar siswa meningkat dan siswa mampu berperan aktif serta berpikir kritis. Melalui model pembelajaran PBL pada Data pada tabel ( terlampir ) menunjukan bahwa hasil belajar siswa sudah mengalami perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran Problem besed learning (PBL) Tabel diatas menunjukan siswa yang mencapai KKTP dari sebanyak 36 peserta didik dengan presentasi 89% sebanyak 32 yang sudah memenuhi kriteria ketuntasn dan yang dibawah KKTP 4 siswa dengan prosentase 11% belum memenuhi kriteria ketuntasan. grafik ini menunjukan dengan menggunakan model pembelajaran Problem based learning (PBL) ada perbaikan dalam pembelajaran dilihat dari peroleh siswa yang telah mencapai KKTP. Dalam hasil analisis dapat disimpulkan bahwa sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan yaitu siswa mampu menganalisis dan menyajikan data, gagasan, kesan dalam teks puisi,baik tulisan maupun lesan dengan memperhatikan unsur fisik serta batin dan unsur kebahasaan.
Grafik Kemampuan Peserta Didik dalam Menganalisis dan Menulis Teks Puisi
Pemilihan dalam pelaksanaan model Problem based learning (PBL) dapat membantu pendidik memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik, dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berfikir,berinovatif, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar tentang berbagai peran orang dewasa melalaui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadi pembelajaran yang mandiri, serta meningkatkan pemahaman materi dan kemapuan analisis.
Respon orang lain
- Mendukung pembelajaran yang berpusat pada siswa agar siswa dapat menyusun konsep pengetahuannya secara mandiri bersama kelompok.
- Mendukung proses pembelajaran yang melibatkan penggunaan teknologi di dalamnya.
- Siswa yang konsisten dan mempunyai komitmen untuk terus belajar.
- Sarana dan prasarana sekolah yang mendukung proses pembelajaran.
Faktor ketidak berhasilan
- Terdapat beberapa guru yang mengajar dengan model pembelajaran berpusat pada guru.
- Terdapat beberapa guru yang tidak merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan.
- Guru tidak memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran.
Pembelajaran yang bisa diambil
Sintaks model pembelajaran PBL mampu membuat siswa belajar secara aktif dan berpikir kritis serta mampu mempresentasikan hasil penemuannya secara mandiri dengan cara berkelompok. Hal ini tentu melatih sikap bagaimana berkolaborasi dan berkomunikasi yang baik dengan sesama teman dalam mempresentasikan hasil diskusinya. Bagi guru yang belum menerapkan model pembelajaran PBL ini dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan variasi pembelajaran yang menarik dari segi bahan, sumber, dan media pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran yang dilakukan dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dalam memahami materi yang disampaikan.
Kesimpulan
Motivasi belajar siswa meningkat dan siswa mampu berperan aktif serta berpikir kritis. Melalui model pembelajaran PBL pada Data pada tabel ( terlampir ) menunjukan bahwa hasil belajar siswa sudah mengalami perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran Problem besed learning (PBL) Tabel diatas menunjukan siswa yang mencapai KKTP dari sebanyak 36 peserta didik dengan presentasi 89% sebanyak 32 yang sudah memenuhi kriteria ketuntasn dan yang dibawah KKTP 4 siswa dengan prosentase 11% belum memenuhi kriteria ketuntasan. grafik ini menunjukan dengan menggunakan model pembelajaran Problem based learning (PBL) ada perbaikan dalam pembelajaran dilihat dari peroleh siswa yang telah mencapai KKTP. Dalam hasil analisis dapat disimpulkan bahwa sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan yaitu siswa mampu menganalisis dan menyajikan data, gagasan, kesan dalam teks puisi,baik tulisan maupun lesan dengan memperhatikan unsur fisik serta batin dan unsur kebahasaan.
Daftar Pustaka
[1] Zuchdi, D. & Budiasih. 2017. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud.
[2] BSNP. 2016. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: BSNP.
[3] Hamalik, O. 2022a. Media Pendidikan. Bandung: Alumni.
[4] Masyhud, H. M. S. 2020. Metode Penelitian Pendidikan. Jember: Lembaga
[5] Pengembangan Manajemen dan Profesi Kependidikan (LPMPK).
[6] Widyartono. 2022. Hakikat Menulis. Malang: FIB Universitas Brawijaya.