Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pada Materi Strategi dan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia pada Kelas XII Semester Gasal di SMK N 1 Bawang Banjarnegara Tahun Ajaran 2021/2022

Nuri Fujiati
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Bawang, Banjarnegara
nuri.fujiati@smkn1bawang.sch.id

 

Abstract : This study aims to determine the application of the problem based learning model in the learning process and to find out the problem based learning model can improve understanding of Islamic religious education and morals in material strategy and the history of the development of Islam in Indonesia. The research method used by researchers is Classroom Action Research (CAR) conducted at SMK N 1 Bawang Banjarnegara with 20 research subjects. The research was conducted in three cycles consisting of planning, implementing, observing and reflecting. The results showed that the average pre-cycle learning achievement was 67.75. The average achievement of student learning outcomes after using the problem based learning model in cycle I was 69.5, cycle II was 73 and cycle III was 81.25. So it can be concluded that the problem based learning model can improve the learning outcomes of class XII students at SMK N 1 Bawang Banjarnegara because they have achieved the completeness target, namely 90% of the number of students can achieve a score of 75.

Keywords: material strategy and history of the development of Islam in Indonesia, problem based learning model.

 

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model problem based learning dalam proses pembelajaran dan untuk mengetahui model problem based learning dapat meningkatkan pemahaman pendidikan agama Islam dan budi Pekerti pada materi strategi dan sejarah perkembangan Islam di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di SMK N 1 Bawang Banjarnegara dengan subjek penelitian sebanyak 20 peserta didik. Penelitian dilakukan sebanyak tiga siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian hasil belajar pra siklus adalah 67,75. Rata-rata pencapaian hasil belajar siswa setelah menggunakan model problem based learning pada siklus I adalah 69,5 , siklus II ini adalah 73 dan siklus III adalah 81,25. Maka dapat disimpulkan bahwa model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XII di SMK N 1 Bawang Banjarnegara karena telah mencapai target ketuntasan yaitu 90% dari jumlah siswa dapat mencapai nilai 75.

Kata Kunci : materi strategi dan sejarah perkembangan Islam di Indonesia, model problem based learning.

 

Pendahuluan

Sejarah merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam perkembangan peradaban manusia. Dalam kenyataannya manusia meninggalkan catatan-catatan penting yang patut dipelajari oleh orang-orang yang sebelum mereka. Manusia mampu belajar dari pengalaman orang lain yang terjadi pada masa lampau. Ini berarti bahwa manusia dapat memproyeksikan dirinya ke masa lampau lalu merancang atau merencanakan kehidupan masa datang agar kehidupan esok jauh lebih baik daripada hari ini.

Di dalam ajaran Islam sejarah merupakan hal yang sangat penting untuk dijadikan bahan kajian (i’tibar)[1] dalam kehidupan. Hal ini dibuktikan dengan terdapatnya satu surah didalam Alqur’an yang bernama al-Qashash (kisah-kisah). Mengingat pentingnya kedudukan serta peran sejarah dalam kehidupan maka generasi penerus harus mempelajari sejarah tersebut,agar generasi yang akan datang memiliki pedoman dalam menentukan langkah selanjutnya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam QS. Hud ayat 120 :

Artinya :

Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang yang beriman.

Tujuan pendidikan yang dilaksanakan di wilayah kesatuan Republik Indonesia telah ditetapkan melalui UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab II pasal 3 : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , berakhlak mulia, sehat, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab[1]. Kemudian pada bab X pasal 37 ayat 1 dijelaskan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan agama[2]. Maka Sejarah Islam wajib dipelajari karena merupakan bagian dari mata pelajaran agama.

Mempelajari Sejarah Islam merupakan suatu kemestian dalam rangka menumbuhkan kesadaran untuk menghargai, memelihara dan menumbuhkan rasa memiliki serta rasa berkepentingan meneruskan usaha-usaha dakwah Islamiyah. Materi pelajaran ini adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati Sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.

Namun tidak bisa dipungkiri bahwa pelajaran sejarah pada umumnya dan Sejarah Islam pada khususnya dianggap pelajaran yang membosankan dan sulit untuk dipelajari. Terlintas bahwa untuk menguasai Sejarah Islam itu harus membaca banyak buku, menghafal banyak tanggal dan tahun, mengingat tempat-tempat penting dan bersejarah, mengingat nama para tokoh , banyak istilah asing dengan bahasa arab dan sebagainya. Persepsi seperti inilah yang akhirnya membuat para siswa kurang bersemangat mempelajarinya.

Selain itu rendahnya pemahaman materi Sejarah disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah, dan materi pelajaran tidak disampaikan secara kronologis. Dan ini berakibat pula pada kurangnya keaktifan siswa dalam belajar, sehingga suasana belajar menjadi monoton dan tidak menarik bagi siswa. Hal ini berakibat pada kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan sehingga masih banyak peserta didik di SMKN 1 Bawang Banjarnegara yang mendapat nilai dibawah KKM.

Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan keaktifan dan motivasi belajar siswa. Keadaan demikian menuntut guru mampu menerapkan berbagai model pembelajaran yang mampu memotivasi siswa belajar aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Kemampuan dan daya kreativitas guru dipertaruhkan demi tercapainya proses belajar mengajar[1]. Salah satu model pembelajaran yang dianggap efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Sejarah Islam adalah model Problem Based Learning.

Untuk membuktikan kebenaran asumsi ini maka perlu di adakan penelitian tindakan kelas yang diberi judul Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pada Materi Strategi dan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia pada Kelas XII Semester Gasal di SMK N 1 Bawang Banjarnegara Tahun Ajaran 2021/2022.

Materi Strategi dan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia

Kata sejarah dalam bahasa Arab disebut tarikh, yang menurut bahasa berarti ketentuan masa.[2] Kata sejarah dalam bahasa Indonesia memiliki kesamaan filosofis dengan kata syajarah dalam bahasa Arab yang berarti pohon. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, sejarah merupakan kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.[3]

Islam secara bahasa, Islam artinya penyerahan, kepatuhan, atau ketundukan. namun menurut istilah, islam adalah agama yang di turunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Khususnya dan kepada para nabi lain pada umumnya untuk membimbing umat manusia meraih kebahagian di dunia dan akhirat kelak. jika kedua kata di atas “Sejarah dan Islam” digabungkan, maka menjadi “Sejarah Islam” berangkat dari beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa yang di maksud dengan “Sejarah Islam” adalah catatan lengkap tentang segala sesuatu yang di hasilkan oleh umat islam untuk kemaslahatan hidup dan kehidupan manusia.

Materi Strategi dan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia merupakan salah satu materi pembelajaran PAI yang diberikan pada kelas XII SMK disemester Gasal Kurikulum 2013.

Model Problem Based Learning

Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning biasa disingkat PBL. Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran inovatif dalam mengorganisasikan pengalaman belajar siswa. Ibrahim dan Nur mengatakan bahwa: Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk didalamnya bagaimana belajar[4].

Menurut Tan, mengemukakan Model Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah: Pembelajaran dengan menggunakan kemampuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah dalam tantangan dunia nyata. Kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru sehingga mampu mengembangk an kemampuan berfikir secara berkesinambungan[1].

Menurut Taufiq Amir, bahwa proses PBL bukan semata-mata prosedur. Tetapi ia adalah bagian dari belajaran mengelola diri sebagai sebuah kecakapan hidup (life skills). Proses PBL sabagai salah satu bentuk pembelajaran yang learner centered, memandang bahwa tanggung jawab harus kita kendali dan kita pegang. Evers, Rush, dan Berdow dalam Amir, merumuskannya dengan baik apa yang dimaksud dengan kecakapan pengelolaan diri sebagai berikut[2] :

Kemampuan untuk bertanggung jawab atas kinerja, termasuk juga kesadaran akan pengembangan dan pengaplikasian kecakapan tertentu. Kita bisa mnegenal dan mengatasi berbagai kendala yang ada di sekitar kita.

Dengan kata lain model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini dapat memberikan kecakapan dalam mengelola hidup bagi peserta didik untuk dapat mengatasi kendala yang ada di sekitar lingkungannya.

Pendapat lain mengenai pengertian Problem Based Learning (PBL) akan di jelaskan sebagai berikut : Menurut Kunandar, pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pembelajaran.[3]

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Problem Based Learning (PBL) menggunakan masalah dunia nyata sebagai bahan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpiir pada peserta didik dalam memecahkan suatu masalah yang ada. Selain itu, lingkungan dapat memberikan pelajaran ataupun memberikan sebuah masukan kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedang saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahan masalahnya dengan baik. Pengalaman yang diperoleh dari lingkungan akan memberikan bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman tujuan belajarnya.

Metode Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan berdasarkan pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran belajar PABP dan Budi Pekerti Materi Strategi dan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia peserta didik  kelas XII semester gasal SMK N 1 Bawang Banjarnegara  yang masih kurang dalam pemahaman materinya sehingga masih banyak peserta didik yang belum bisa memenuhi indikator pencapaian kompetensi. Pada pengamatan pra-siklus (tindakan), peneliti melakukan pengamatan dikelas khususnya pada pembelajaran Strategi dan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia pada PAI, kemudian melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang selama ini dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dan hafalan. Peneliti mengidentifikasi permasalahan yang ada, mendiskusikan dengan rekan guru sejawat, kelompok kerja guru dan meminta saran atas pemecahan masalah yang ada, serta membaca dan mengkaji teori ataupun model pembelajaran yang relevan.

Berdasarkan pengamatan pra-siklus (tindakan) dan diskusi serta saran dari guru sejawat, kelompok kerja guru tentang hal tersebut. Maka langkah yang paling tepat untuk meningkatkan pembelajaran PABP pada materi Strategi dan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia yaitu dengan peningkatan dorongan mental (motivasi) dalam perilaku belajar peserta didik dan peran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran. Salah satu langkah tindakan yang tepat adalah peningkatan pemahaman peserta didik melalui penerapan model Problem Based Learning pada pembelajaran PABP Strategi dan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia pada kelas XII semester gasal di SMK N 1 Bawang Banjarnegara  Tahun Ajaran 2021/2022.

Dengan berpedoman pada model Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi : (a) Perencanaan, (b) Pelaksanaan tindakan, (c)  Observasi, dan  (d)  Refleksi dalam setiap siklus.

Siklus PTK

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tiga siklus untuk melihat peningkatan pemahaman PABP pada materi strategi dam sejarah perkembangan Islam di Indonesia pada peserta didik  Kelas XII SMKN 1 Bawang Banjarnegara.

Subjek Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah Peserta Didik Kelas XII OTKP pada materi Strategi dan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia pada SMK N 1 Bawang Banjarnegara Tahun Ajaran 2021/2022.

Sumber Data Penelitian

Ada beberapa sumber data dari penelitian ini yaitu peserta didik, pendidik dan kolaborator. Peserta didik dalam hal ini untuk mendapatkan data tentang peserta didik, pemahaman Pendidikan Agama Islam Materi Strategi dan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia. Sedangkan pendidik yaitu untuk melihat tingkat keberhasilan impelementasi pembelajaran dengan model problem based learning. Teman sejawat, yaitu sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari peserta didik atau pendidik.

Teknik dan alat Pengumpulan Data

Untuk keperluan penelitian ini, penulis menggunakan tiga teknik pengumpulan data tentang aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran yaitu pertama Observasi, peneliti mengadakan pengamatan pada proses pembelajaran untuk memperoleh informasi dari kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Strategi dan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia Kelas XII Semester Gasal pada SMK N 1 Bawang Banjarnegara Tahun Ajaran 2020/2021. Pengamatan yang dilakukan yaitu untuk mengetahui pemahaman peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Strategi dan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia dalam proses pembelajaran melalui model Problem Based Learning. Observasi dimaksudkan untuk mengukur perubahan sikap dan tingkah laku sebagai indikasi  dari keberhasilan pembelajaran  dalam aspek afektif dan psikomotorik. Pengamatan yang peneliti lakukan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Pengamatan ini dilakukan untuk melihat proses belajar mengajar sejauh mana perubahan terjadi dalam proses pembelajaran.

Kedua dokumentasi, dalam mencari sumber informasi melalui studi dokumentasi peneliti mengumpulkan dan menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

Ketiga Hasil Tes/Evaluasi, tes hasil belajar berarti memeriksa hasil belajar yang dicapai oleh siswa, hasil belajar tersebut berupa kemampuan siswa. Tes juga menyangkut kemampuan siswa sebelum pengajaran dimulai atau pretest yang berfungsi mengetahui tingkahlaku yang dimiliki siswa. Sedangkan posttest adalah tes yang dilakukan setelah proses pembelajaran.

Validasi dan Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul. Proses ini diawali dengan mendata seluruh data yang ada dari berbagai sumber, baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Setelah itu melakukan reduksi data, menyusunnya dalam satuan-satuan serta mengkategorikannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan data tentang aktifitas guru dan peserta didik , diubah menjadi kalimat yang bermakna dan ilmiah. Analisis data berlangsung pada saat pengumpulan dan dengan pertimbangan analisis dilakukan berdasarkan analisis logis.

Indikator Kerja

Dalam PTK ini yang akan dilihat indikator kinerjanya selain peserta didik adalah pendidik, karena pendidik merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh terhadap kinerja peserta didik. Peserta didik dalam hal ini tes, rata-rata nilai ulangan harian materi strategi dan sejarah perkembangan islam di indonesia 67,75. Observasi, tingkat kemampuan. Pendidik, dokumentasi, kehadiran siswa dengan lembar absensi sebagai data siswa yang mengikuti pembelajaran yang berkaitan dengan penelitian yaitu pemahaman pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti materi strategi dan sejarah perkembangan Islam di Indonesia. Observasi, hasil observasi penerapan model problem based learning.

Prosedur Penelitian

Siklus 1

Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut: (a) Perencanaan (Planning) yang terdiri dari peneliti dan kolaborator melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik pada pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning.

Siklus 2

Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. (a) Perencanaan (Planning) yaitu tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama. (b) Pelaksanaan (Acting), pendidik melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus I. (c) Pengamatan (Observation) dengan tim peneliti (pendidik dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning. (d) Refleksi (Reflecting) dengan tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana (replaning) untuk siklus ketiga.

Silkus 3

Siklus III merupakan putaran ketiga dari pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning dengan tahapan yang sama seperti pada siklus I dan II yaitu (a) Perencanaan (Planning), tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus II. (b) Pelaksanaan (Acting), pendidik melaksanakan pembelajaran menggunakan model problem based learning berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus II. (c) Pengamatan (Observating), tim peneliti (pendidik dan teman sejawat) melakukan pengamatan terhadap hasil belajar model problem based learning. (d) Reflektif (Reflecting) dengan Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus III dan menganalisis untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning dalam peningkatan pemahaman pendidikan agama islam dan budi pekerti pada materi strategi dan sejarah perkembangan Islam di Indonesia.

Hasil dan Pembahasan

Deskripsi Kondisi Awal

Penguasaan pendidikan agama islam dan budi pekerti pada materi strategi dan sejarah perkembangan Islam di Indonesia kelas xii di SMKN 1 Bawang Banjarnegara tahun ajaran 2021-2022 belum semuanya dapat dikatakan tuntas. Hal ini dapat diketahui dari hasil tes pra siklus sebelum dilaksanakan tindakan kelas yaitu dengan penerapan model problem based learning. Adapun hasil tes awal dapat dilihat tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar Nilai Hasil Pra siklus

Tabel 2. Rata-rata Hasil Pra Siklus

Hasil di atas terlihat bahwa pada pra siklus ini hasil belajar peserta didik pada materi sejarah dan perkembangan Islam di Indonesia dengan model problem based learning yaitu : a. Siswa dengan nilai 90-100 tidak ada atau 0%, b. Siswa dengan nilai 80-89 sebanyak 3 peserta didik atau 15%, c. Siswa dengan nilai 70-79 sebanyak 7 peserta didik atau 35%, d. Siswa dengan nilai < 70 sebanyak 10 peserta didik atau 50%. Dari tabel dan gambar diatas diperoleh nilai rata-rata 67,75.

Hasil diatas menunjukkan dalam pra siklus ini, dengan dasar KKM 75 maka banyak peserta didik yang tidak memahami materi sejarah dan perkembangan Islam di Indonesia, jika dilihat dari tingkat ketuntasannya hanya 5 peserta didik yang terdiri dari 3 peserta didik memperoleh 80-89 dan 2 peserta didik memperoleh 75-79. Hal ini menunjukkan perlu adanya Tindakan penelitian kelas.

Deskripsi Hasil Siklus 1

Perencanaan Penelitian

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari pembelajaran I, soal tes formatif I dan alat-alat pembelajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi atau pengamatan.

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran untuk siklus I dilaksanakan jumlah siswa 20 anak, dalam hal ini peneliti bertindak sebagai kolaborator dan pelaku langsung adalah pendidik mata pelajaran PABP. Adapun proses pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Dalam siklus I pelaksanaan pembelajaran penggunaan model problem based learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa materi strategi dan sejarah perkembangan Islam di Indonesia. Maka fokus penelitian adalah hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan model problem based learning.

Hasil Penelitian

Untuk mengetahui dampak penerapan model problem based learning, pada akhir proses pembelajaran, siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun hasil test siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 3 Daftar Nilai Hasil Siklus I

Tabel 4. Rata-rata Hasil Test Siklus 1

Dari hasil di atas menunjukkan bahwa pada siklus I ini tingkat hasil belajar siswa ialah 1) Nilai 90-100 ada 1 peserta didik atau 5% naik dari pra siklus yaitu dari 0 peserta didik menjadi1 peserta didik setelah dilaksanakan siklus I, 2) Nilai 80-89 ada 3 peserta didik atau 15% pada rentang nilai ini masih sama dengan sebelumnya, 3) Nilai 70-79 ada 8 peserta didik atau 40% naik dari pra siklus yaitu dari 7 peserta didik menjadi 8 peserta didik setelah dilaksanakan siklus 1, 4) Nilai <70 ada 8 peserta didik atau 40% menurun dari pra siklus yaitu dari 10 peserta didik menjadi 8 peserta didik setelah dilakukan siklus 1. Dari tabel dan gambar diatas diperoleh nilai rata-rata peserta didik 69,5.

Refleksi Siklus 1

Hasil siklus 1 menunjukkan dalam siklus I ini, dengan dasar KKM 75 maka banyak pesert didik yang belum tuntas dalam materi sejarah dan perkembangan Islam di indonesia, jika dilihat dari tingkat ketuntasannya hanya 8 peserta didik yang terdiri dari 1 peserta didik memperoleh 90-100 dan 7 peserta didik memperoleh 80-89. Hal ini menunjukkan perlu adanya tindakan penelitian kelas siklus II.

Deskripsi Hasil Siklus II

Untuk mengetahui dampak penerapan model problem based learning, pada akhir proses pembelajaran, siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun hasil test siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 5 Daftar Nilai Hasil Siklus II

Tabel 6 Rata-rata Hasil Siklus II

Dari hasil di atas menunjukkan bahwa pada siklus II ini tingkat hasil belajar siswa ialah : 1) Nilai 90-100 ada 3 peserta didik atau 15% naik dari siklus I yaitu dari 1 peserta didik menjadi 3 peserta didik setelah dilaksanakan siklus II, 2) Nilai 80-89 ada 2 peserta didik atau 10% pada rentang nilai ini turun 1 anak, 3) Nilai 70-79 ada 9 peserta didik atau 45% naik dari siklus I yaitu dari 8 peserta didik menjadi 9 peserta didik setelah dilaksanakan siklus II, 4) Nilai <70 ada 6 peserta didik atau 30% menurun dari siklus I yaitu dari 8 peserta didik menjadi 6 peserta didik setelah dilakukan siklus II. Dari tabel dan gambar diatas diperoleh nilai rata-rata peserta didik 73.

Hasil diatas menunjukkan dalam siklus II ini, dengan dasar KKM 75 maka masih terdapat peserta didik yang belum tuntas dalam materi sejarah dan perkembangan Islam di indonesia, jika dilihat dari tingkat ketuntasannya 11 peserta didik yang terdiri dari 3 peserta didik memperoleh 90-100 dan 8 peserta didik memperoleh 80-89. Hal ini menunjukkan perlu adanya tindakan penelitian kelas siklus III.

Deskripsi Hasil Siklus III

Sedangkan untuk mengetahui dampak penerapan model problem based learning, pada akhir proses pembelajaran, siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun hasil test siklus III adalah sebagai berikut:

Tabel 7 Daftar Nilai Hasil Siklus III

Tabel 8 Rata-rata Hasil Test Siklus III

Dari hasil di atas menunjukkan bahwa pada siklus III ini tingkat hasil belajar siswa ialah :1) Nilai 90-100 ada 4 peserta didik atau 20% naik dari siklus II yaitu dari 3 peserta didik menjadi 4 peserta didik setelah dilaksanakan siklus III, 2) Nilai 80-89 ada 10 peserta didik atau 50% naik dari siklus II yaitu dari 2 peserta didik menjadi 10 peserta didik setelah dilaksanakan siklus III, 3) Nilai 70-79 ada 6 peserta didik atau 30% menurun dari siklus II yaitu dari 9 peserta didik menjadi 6 peserta didik setelah dilakukan siklus III, 4) Nilai <70 ada 0 peserta didik atau 0% menurun dari siklus II yaitu dari 6 peserta didik menjadi 0 peserta didik setelah dilakukan siklus III. Dari tabel dan gambar diatas diperoleh nilai rata-rata peserta didik 81,25.

Hasil diatas menunjukkan dalam siklus III ini, dengan dasar KKM 75 maka banyak peserta didik yang telah tuntas dalam materi sejarah dan perkembangan Islam di indonesia, jika dilihat dari tingkat ketuntasannya 18 peserta didik yang terdiri dari 4 peserta didik memperoleh 90-100 dan 10 peserta didik memperoleh 80-89 dan 6 peserta didik meperoleh 70-79. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus III telah tercapai target lebih dari 75% jumlah peserta didik telah mendapatkan nilai 75.

Simpulan

Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model problem based learning pada siklus I terjadi peningkatan nilai rata-rata dari nilai pre tes atau pra siklus yaitu 67,75 menjadi 69,5 dengan ketuntasan klasikal yaitu 40%. Setelah dilakukan penelitian Tindakan kelas siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata dari 69,5 menjadi 73 dengan ketuntasan klasikal yaitu 55%. Dan setelah dilakukan penelitian tindakan kelas siklus III terjadi peningkatan nilai rata-rata dari 73 menjadi 81,25 dengan ketuntasan klasikal yaitu 90%. Dengan demikian penggunaan model problem based learning terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi sejarah dan perkembangan Islam di Indonesia.

Tabel 9. Peningkatan Hasil Belajar Siklus I,II dan III

Pembelajaran menggunakan model problem based learning adalah model pembelajaran dalam model pembelajaran dengan menggunakan kemampuan berfikir peserta didik untuk menyelesaikan masalah dalam tantangan dunia nyata. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa penerapan model problem based learning bisa meningkatkan pemahaman pendidikan agama Islam dan budi pekerti pada materi strategi dan sejarah perkembangan Islam di Indonesia pada kelas XII.  Peningkatan tersebut terlihat dari nilai rata-rata siklus I yaitu 69,5 siklus II 73 dan siklus III 81,25.

Dengan demikian penerapan dianggap berhasil dalam meningkatkan pemahaman pendidikan agama Islam dan budi pekerti pada materi strategi dan sejarah perkembangan Islam di Indonesia pada kelas XII di SMKN 1 Baang Banjarnegara.

Daftar Pustaka

Undang – Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dan

Penjelasannya. 2003. Bandung : Cita Umbara.

Suparta, Mundzier .2008. Islamic Multicultural Education. Jakarta : al- Gazali  Center.

al- Shawi , Ahmad .Hasyiah al- Alamah al-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalain. Indonesia : Ihya al-Kutub al- Arabiyah, tt.

Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif.Jakarta, Kencana Penanda Media Group, PT Fajar Interpratama Mandiri.

Ibrahim dan Nur. 2013. Pengajaran Berdasarkan Masalah, dalam Rusman,

Model-Model Pembelajaran Edisi 2. Jakarta: Rajawali Pers.

Tan. 2013.Problem Based Learning Innovation, dalam Rusman ModelModel

Pembelajaran Edisi 2. Jakarta: Rajawali Pers.

Amir , M. Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kunandar. 2008. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Nur , Mohammad. 2011 Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya : Pusat Sains dan IPA Sekolah Unesa.

Hamruni. 2013. Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, dalam Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Djamarah. 1994.  Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:Usaha Nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *