Fena Rointan, S.Pd.I
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Bawang Banjarnegara
fenarointan@gmail.com
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model problem based learning dalam proses pembelajaran dan untuk mengetahui model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti pada materi Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang di SMK N 1 Bawang dengan subjek penelitian sebanyak 25 peserta didik. Penelitian dilakukan sebanyak tiga siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian hasil belajar pra siklus adalah 65,67. Rata-rata pencapaian hasil belajar siswa setelah menggunakan model problem based learning pada siklus I adalah 70,6, siklus II ini adalah 72,8, dan siklus III adalah 77,4. Maka dapat disimpulkan bahwa model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XII AKL 3 di SMK N 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara karena telah mencapai target ketuntasan yaitu 88% dari jumlah siswa dapat mencapai nilai 75.
Kata kunci: problem based learning, rumah tangga
Abstract: This study aims to determine the application of the problem-based learning model in the learning process and to find out that the problem-based learning model can improve learning outcomes in PAI and Moral Education subjects in the material The Beauty of Building a Household Mahligai. The research method used by researchers is Classroom Action Research (PTK) at SMK N 1 Bawang with 25 research subjects. The research was conducted in three cycles consisting of planning, implementing, observing and reflecting. The results showed that the average pre-cycle learning achievement was 65.67. The average achievement of student learning outcomes after using the problem based learning model in cycle I was 70.6, cycle II was 72.8, and cycle III was 77.4. So it can be concluded that the problem based learning model can improve the learning outcomes of class XII AKL 3 students at SMK N 1 Bawang, Banjarnegara Regency because it has achieved the completeness target, namely 88% of the number of students can achieve a score of 75.
Keyword: problem based learning, household
Pendahuluan
Pendidikan Islam adalah suatu pendidikan yang berdasarkan pada Al Qur’an dan Hadist, yang membawa umat manusia hidup bahagia di dunia dan akhirat. Adapun pendidikan Islam yaitu segala usaha penanaman nilai-nilai Islam ke dalam diri subyek anak didik. Usaha tersebut dapat dilaksanakan dengan mempengaruhi, membimbing, melatih, mengarahkan, membina dan mengembangkan anak didik agar terwujudnya muslim yang berilmu, beriman dan beramal saleh (Nasir, 2001:1).
Dalam dunia pendidikan, seorang guru dituntut agar mampu memilih model pembelajaran yang cocok atau sesuai untuk dipergunakan di dalam proses belajar mengajar untuk bidang studi tertentu. Pemilihan model ini sangat tergantung kepada tujuan mengajar, materi dan siapa yang akan diajarkan, serta fasilitas atau perlengkapan yang digunakan.
Keberhasilan pendidikan sangat tergantung kepada bagaimana pelaksanaan pendidikan yang dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan. Guru merupakan ujung tombak pendidikan dan gurulah yang paling menentukan keberhasilan suatu pendidikan. Nana Sudjana menyatakan bahwa gurulah ujung tombak pendidikan, sebab guru secara langsung mempengaruhi dalam membina dan mengembangkan kemampuan peserta didik, selain itu guru dituntut tidak hanya menguasai bahan yang diajarkan, tetapi juga terampil dalam mengajarkannya (Nana, 2005:49)
Guru juga merupakan sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan dalam berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Usaha meningkatkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai taraf kesempurnaan. Mengajar tidak sekedar menstransfer ilmu pengetahuan kepada anak didik, akan tetapi mengupayakan agar anak didik mampu memahami konsep-konsep pendidikan serta dapat menerapkan konsep yang dipahami tersebut.
Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara seorang guru dengan peserta didik dalam suatu proses pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan (Majid,2005:135) . Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik seorang guru sebaiknya lebih terampil dalam memilih cara pendekatan dan model pembelajaran yang akan diajarkan. Saat ini banyak model-model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para pakar pendidikan, salah satunya adalah model Problem Based Learning.
Salah satu materi pembelajaran PAI dan Budi Pekerti yang wajib dipelajari oleh peserta didik kelas XII adalah masalah yang berhubungan dengan Bab Nikah yang meliputi beberapa pembahasan yaitu, pengertian nikah, dalil tentang nikah, hukum nikah, tujuan nikah, ketentuan nikah dan hikmah pernikahan.
SMK Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara juga tidak terlepas dari permasalahan mengenai proses pembelajaran PAI dan Budi Pekerti. Observasi yang dilakukan di kelas XII AKL SMK Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara Semester Gasal Tahun Pelajaran 2022/2023 diketahui bahwa keaktifan belajar siswa masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari: 1) keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan 2 orang (6,25%); 2) mengerjakan soal latihan di depan kelas 7 orang (21,87%); 3) menjawab pertanyaan 10 orang (31,25%); 4) mengemukakan ide saat pembelajaran 6 orang (18,75%). Selain rendahnya keaktifan belajar PAI dan Budi Pekerti terdapat masalah lain yaitu rendahnya hasil belajar PAI dan Budi Pekerti, ditinjau dari nilai siswa tuntas KKM ≥75 hanya sebanyak 9 siswa (28,12%) . Rendahnya keaktifan dan hasil belajar pada peserta didik kelas XII SMK Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara disebabkan karena beberapa faktor, yakni: faktor dari model dan faktor dari peserta didik.
Keadaan diatas, perlu penanganan secara serius agar peningkatan kualitas pembelajaran dapat dicapai. Oleh karena itu perlu diuji cobakan penerapan berbagai model pembelajaran untuk diketahui dampaknya bagi proses dan hasil pembelajaran, salah satunya adalah model Problem Based Learning. model Problem Based Learning diduga berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pembelajaran PAI dan Budi Pekerti materi Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga. Jika kualitas pembelajaran meningkat dapat diasumsikan terjadi peningkatan motivasi belajar peserta didik yang ahirnya meningkatkan Pemahaman peserta didik.
Model problem based learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif. Model pembelajaran ini dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik dimana peserta didik terlibat untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah. Dengan demikian, peserta didik akan dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Untuk membuktikan pandangan ini maka, penulis bermaksud mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang: “Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Materi Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga pada Peserta Didik Kelas XII Semester Gasal SMK Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2021/2022”
Implementasi
Menurut Solichin Abdul Wahab dalam bukunya yang berjudul Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara (2001) dalam Wahab (2001:65) mengemukakan pendapatnya mengenai Pelaksanaan atau implementasi sebagai berikut: Implementasi adalah tindakan–tindakan yang dilakukan oleh individu atau pejabat–pejabat, kelompok–kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada terciptanya tujuan–tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.
Pengertian implementasi yang dikemukakan diatas, dapat dikatakan bahwa implementasi adalah tindakan–tindakan yang dilakukan oleh pihak–pihak yang berwenang dan berkepentingan, baik pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mewujudkan cita–cita serta tujuan yang telah ditetapkan.
Pembelajaran Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) dalam PAI adalah suatu model pembelajaran dengan menggunakan masalah dari fenomena-fenomena PAI yang ada di sekitar siswa. Masalah tersebut dicari pemecahannya melalui suatu penyelidikan.Meningkatkan Pemahaman.
Pemahaman Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pemahaman berasal dari kata paham, menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai arti faham, mengerti, maklum, mengetahui, aliran ajaran. Sedangkan pemahaman mempunyai arti proses, perbuatan, cara memahami/ memahamkan (Daryanto,1997:454).
Menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan agama Islam adalah bimbingan terhadap seseorang agar menjadi muslim semaksimal mungkin (Tafsir, 1992:32).
Dalam dokumen Kurikulum 2013, PAI mendapatkan tambahan kalimat “dan Budi Pekerti” sehingga Menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, sehingga dapat diartikan sebagai pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan. Materi indahnya membangun mahligai rumah tangga adalah salah satu materi pada kelas XII Sekolah Menengah Atas/ Kejuruan.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan asumsi mampu menyelesaikan persoalan pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu cermatan atau tindakan yang dilakukan oleg seorang pendidik di kelas untuk menyelesaikan persoalan pembelajaran di kelas (Jacub et al., 2019). Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan beberapa siklus dalam rangka menuntaskan permasalahan belajar sehingga ditandai dengan perubahan serta peningkatan hasil belajar bagi anak didik (Nurgiansah et al., 2021). Penggunaan media youtube dalam pembelajaran jarak jauh akan mampu meningkatkan hasil belajar.
Penelitian ini akan melakukan kolaborasi antara peneliti dengan pendidik yang melaksanakan PTK secara langsung. Dalam hal penelitian tindakan kelas bertujuan untuk menyelesaikan persoalan pembelajaran yang ada di kelas, dengan mengacu pendapatnya Kemmis mengungkapkan bahwa PTK berbentuk spiral yang tahapannya berbentuk siklus dengan diawali sebuah perencanaan, pelaksanaan, refleksi dan evaluasi dengan diawali sebuah observasi untuk melihat kondisi anak didik sebelum dilakukan penelitian Tindakan.
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan pertimbangan kalender akademik yang ada di sekolah yaitu bulan Januari 2022. Lokasi penelitian ini mengambil tempat pada siswa Kelas XII AKL 3 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Bawang Banjarnegara. Penelitian ini fokus pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti tentang materi Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga. Pemilihan lokasi penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan menjelaskan ketentuan islam tentang Munakahat Peserta didik Kelas XII AKL 3 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Bawang Banjarnegara Tahun 2022 yang menjadi tempat berkolaborasi dengan pendidik.
Siklus PTK
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tiga siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga pada siswa Kelas XII AKL 3 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Bawang Banjarnegara.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang akan dikenai tindakan kelas adalah peserta didik kelas XII dan guru mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti pada sub pokok bahasan Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga pada Peserta Didik Kelas XII AKL 3 Semester Gasal SMK Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2021/2022.
Sumber Data Penelitian
Ada beberapa sumber data dari penelitian ini yaitu peserta didik, pendidik dan kolaborator. Peserta didik dalam hal ini untuk mendapatkan data tentang peserta didik, pemahaman tentang materi Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga peserta didik yang terdiri dari ketentuan Islam tentang hukum, syarat dan rukun, tujuan dan hikmah pernikahan sesuai syariat Islam. Mengidentikasi undang-undang pernikahan. Sedangkan pendidik yaitu untuk melihat tingkat keberhasilan impelementasi pembelajaran dengan media youtube pembelajaran daring dalam menjelaskan ketentuan Islam tentang hukum, syarat dan rukun, tujuan dan hikmah pernikahan sesuai syariat Islam dan mengidentikasi undang-undang pernikahan. Teman sejawat, yaitu sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari peserta didik atau pendidik.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Penerapan penelitian tindakan kelas pada sekolah yang telah cukup maju merupakan salah satu upaya guru dalam meningkatkan kemampuan dan prestasi siswa melalui proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas berbeda dengan cara mengajar seperti biasanya. Penelitian tindakan kelas harus mengandung suatu pengertian bahwa tindakan yang dilakukan didasarkan atas permasalahan yang dihadapi dan upaya meningkatkan hasil pembelajaran lebih baik dari sebelumnya dan selalu ada peningkatan dalam setiap pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan McTaggart terdiri dari empat langkah/tahap sebagai berikut, yaitu 1) Menyusun Rancangan 2) Pelaksanaan tindakan 3) Pengamatan 4) Refleksi atau pantulan (Arikunto dkk, 2018: 16). Penelitian ini akan dilaksanakan melalui 3 siklus untuk mengetahui sampai sejauh mana peningkatan pemahaman belajar Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga pada pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti setelah menggunakan model pembelajaran. problem based learning.
Observasi/Pengamatan, peneliti mengadakan pengamatan pada proses pembelajaran untuk memperoleh informasi dari kegiatan pembelajaran Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga pada peserta didik. Peneliti mengadakan pengamatan pada proses pembelajaran untuk memperoleh informasi dari kegiatan pembelajaran Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga pada Peserta Didik. Dokumentasi adalah sumber informasi melalui studi dokumentasi peneliti mengumpulkan dan menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Tes hasil belajar berarti memeriksa hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik, hasil belajar tersebut berupa kemampuan peserta didik.
Validasi dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Kualitas kemampuan menjelaskan ketentuan Islam Membangun Mahligai Rumah Tangga peserta didik yang terdiri dari ketentuan Islam tentang hukum, syarat dan rukun, tujuan dan hikmah pernikahan sesuai syariat Islam. Mengidentikasi undang-undang pernikahan dengan menganalisis nilai rata-rata tugas yang diberikan. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Implementasi pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning dalam pembelajaran dengan menganalisis tingkat keberhasilan implementasi, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil dan tidak berhasil.
Prosedur Penelitian
Langkah selanjutnya Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, peneliti menganalisis data melalui tiga tahapan yaitu :
Analisis Pertama
Pada analisis pertama ini yang penulis lakukan mengetahui sejauh mana pengaruh tingkat penggunaan model problem based learning dalam pembelajaran Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga.
Gambar. 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2017)
Analisis Kedua
Analisis kedua penulis lakukan untuk mengetahui tingkat perhatian, keaktifan siswa dalam menyampaikan pertanyaan, menjawab pertanyaan, memahami dan menyimpulkan materi Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti dan untuk mengetahui tingkat kemampuan rata-rata dalam menjawab soal-oal post test yang dilakukan pada setiap akhir siklus.
Analisis Ketiga
Dalam analisis ketiga ini penulis bermaksud mengetahui tingkat pengaruh penggunaan model problem based learning dalam meningkatkan pemahaman PAI dan Budi Pekerti Materi Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga pada Peserta Didik Kelas XII AKL Semester Gasal SMK Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2021/2022.
Hasil Pembahasan
Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum tindakan penelitian dilakukan proses pembelajaran seperti biasa tanpa model Problem Based Learning. Proses tindakan pra siklus ini dilakukan pada tanggal 5 Januari 2022. Pada pra siklus ini peningkatan hasil belajar peserta didik dari aspek kognitif diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 2.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Nilai hasil tes pada pra siklus diperoleh dari nilai pra siklus dengan jumlah soal sebanyak 3 soal dan penilaian hasil itu dapat diketahui dalam gambaran sebagai berikut:
Tabel 2.2 Kategori Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
Deskripsi Hasil Siklus I
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan yang terdapat disekolah. Kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Kemudian RPP yang telah dibuat didiskusikan dengan guru lain berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran.
Kegiatan selanjutnya yaitu menyiapkan soal tes awal (prestes) dan soal tes akhir (postes), membuat lembar observasi guru. Penelitian dilakukan di kelas XII AKL 3 yang berjumlah 25 peserta didik.
Tahap Pelaksanaan
Siklus pertama ini dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu satu kali pertemuan. Kegiatan awal yaitu mengerjakan soal tes awal (prestes) yang diikuti 25 peserta didik guna mengetahui kemampuan peserta didik sebelum pembelajaran. Kegiatan selanjutnya yaitu pembelajaran materi Indahnya Membangyn Mahligai Rumah Tangga yang menggunakan model problem based learning Kegiatan akhir yaitu pelaksanaan postes atau tes akhir pembelajaran untuk mengetahui keberhasilan dalam pembelajaran.
Tahap Pengamatan
Hasil Observasi Aktifitas Guru.
Pada siklus I atau pertemuan I ini didapatkan hasil nilai 60. Hal ini menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru dalam menerapkan model problem based learning pada proses pembelajaran dengan kategori sangat baik.
Hasil Observasi Aktifitas Peserta didik
Hasil observasi peserta didik dimuat dalam lampiran. Pada siklus I ini didapakan hasil presentasi peserta didik dengan kategori kurang 48%, kategori cukup 32%, kategori baik 12%, sedangkan kategori baik sekali 8%. Sehingga pada siklus I baru 8% peserta didik mendapat kategori sangat baik dari target 87% peserta didik. Hal tersebut menunjukkan belum memenuhi indikator keberhasilan, sehingga perlu dilakukan siklus kedua.
Wawancara
Setelah selesai menerapkan model problem based learning pada siklus I, peneliti melakukan wawancara dengan guru bidang studdi PAI. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa banyak kekurangan dalam pelaksanaan model problem based learning pada siklus I diantaranya yaitu :Guru belum bisa menggunakan waktu dengan efisien,Masih banyak peserta didik yang kurang konsentrasi.,Masih banyak peserta didik yang tidak membawa buku paket/ buku pembelajaran,Peserta didik masih belum aktif saat berdiskusi.
Tabel 2.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 2.4 Kategori Nilai Hasil Belajar Siklus I
Refleksi
Dari hasil di atas menunjukkan bahwa pada siklus I ini tingkat hasil belajar peserta didik ialah :
- Nilai 90-100 ada 2 peserta didik atau 8% naik dari pra siklus yaitu dari 0 peserta didik menjadi 12% peserta didik dilaksanakan siklus I
- Nilai 80-89 ada 3 peserta didik atau 12% pada rentang nilai ini masih sama dengan sebelumnya
- Nilai 70-79 ada 8 peserta didik atau 33,33% naik dari pra siklus yaitu dari 1 siswa menjadi 8 peserta didik setelah dilaksanakan siklus 1
- Nilai <70 ada 12 peserta didik atau 48% menurun dari pra siklus yaitu dari 21 peserta didik menjadi 12 peserta didik setelah dilakukan
Hasil diatas menunjukkan dalam siklus I ini, dengan dasar KKM 75 maka banyak peserta didik yang belum tuntas dalam materi Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga, jika dilihat dari tingkat ketuntasannya hanya 13 peserta didik yang terdiri dari 3 peserta didik memperoleh 90-100 dan 2 peserta didik memperoleh 80-89. Hal ini menunjukkan perlu adanya tindakan penelitian kelas siklus II. Dibawah ini disajikan display data perkembangan penelitian dari pra siklus sampai siklus 1:
Tabel 3.1 Kenaikan Hasil Belajar Siklus I
Deskripsi Siklus II
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dimulai dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Materi yang diajarkan pada pembelajaran kali ini adalah tentang Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga dengan Sub Bab Rukun dan Syarat Pernikahan, serta Hak dan Kewajiban Suami dan Istri.
Kegiatan selanjutnya yaitu menyiapkan soal tes akhir (postes), membuat lembar observasi guru, lembar observasi peserta didik, serta instrument penelitian. Penelitian dilakukan di kelas XII AKL 3 yang berjumlah 25 peserta didik.
Tahap Pelaksanaan
Siklus kedua ini dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu satu kali pertemuan. Kegiatan awal yaitu mengerjakan soal tes awal (prestes) yang diikuti 25 peserta didik guna mengetahui kemampuan peserta didik sebelum pembelajaran. Kegiatan selanjutnya yaitu pembelajaran materi Rukun dan Syarat Pernikahan, serta Hak dan Kewajiban Suami dan Istri yang menggunakan model problem based learning. Kegiatan akhir yaitu pelaksanaan postes atau penugasan pembelajaran untuk mengetahui keberhasilan dalam pembelajaran.
Tahap Pengamatan
Hasil Observasi Aktifitas Guru
Pada siklus II atau pertemuan II ini didapatkan hasil nilai 65. Hal ini menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru dalam menerapkan model problem based learning pada proses pembelajaran dengan kategori sangat baik.
Hasil Observasi Aktifitas Peserta Didik
Hasil observasi peserta didik dimuat dalam lampiran. Pada siklus II ini didapakan hasil presentasi peserta didik dengan kategori kurang 36%, kategori baik 20%, katagori cukup 32%sedangkan kategori sangat baik 12%. Sehingga pada siklus II sudah 73,33% peserta didik mendapat kategori sangat baik dari target 87% siswa. Untuk mencapai target maksimal dari indikator keberhasilan, sehingga perlu dilakukan siklus ketiga.
Wawancara
Setelah selesai menerapkan model problem based learning pada siklus II, peneliti melakukan wawancara dengan guru bidang studi PAI dan Budi Pekerti. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa banyak kekurangan dalam pelaksanaan model problem based learning pada siklus II diantaranya yaitu :Masih banyak peserta didik yang bermain sendiri,Masih ada peserta didik yang belum paham dengan perbedaan syarat dan rukun pernikahan.masih banyak peserta didik yang pasif dalam berdiskusi.
Tabel 2.5 Hasil Belajar Siswa Siklus
Tabel 3.1 Kenaikan Hasil Belajar Siklus II
Dari hasil di atas menunjukkan bahwa pada siklus II ini tingkat hasil belajar siswa ialah:
- Nilai 90-100 ada 3 peserta didik atau 12% naik dari siklus I yaitu dari 2 peserta didik menjadi 3 peserta didik setelah dilaksanakan siklus II
- Nilai 80-89 ada 5 peserta didik atau 20% naik dari siklus I yaitu dari 5 peserta didik sama 5 peserta didik setelah dilaksanakan siklus II.
- Nilai 70-79 ada 8 peserta didik atau 32% naik dari siklus I yaitu dari 8 peserta didik sama 8 siswa setelah dilaksanakan siklus 1I.
- Nilai <70 ada 9 peserta didik atau 36% menurun dari siklus I yaitu dari 21 peserta didik menjadi 0 peserta didik setelah dilakukan siklus 1I
Refleksi
Hasil diatas menunjukkan dalam siklus II ini, dengan dasar KKM 75 maka banyak peserta didik yang tuntas dalam materi indahnya membangun mahligai rumah tangga, jika dilihat dari tingkat ketuntasannya yaitu 16 peserta didik yang terdiri dari 25 peserta didik memperoleh 90-100 dan 9 peserta didik memperoleh 80-89. Namun masih perlu adanya tindakan penelitian kelas siklus III untuk mencapai target 87%. Dibawah ini disajikan display data perkembangan penelitian dari pra siklus sampai siklus II:
Tabel 3.2 Kenaikan Hasil Belajar Siklus II
Deskripsi Siklus III
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dimulai dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Materi yang diajarkan pada pembelajaran kali ini adalah tentang talak, rujuk hikmah dan undang-undang dalam pernikahan.
Kegiatan selanjutnya yaitu menyiapkan soal tes akhir (postes), membuat lembar observasi guru, lembar observasi peserta didik, serta instrument penelitian. Penelitian dilakukan di kelas XII AKL 3 yang berjumlah 25 peserta didik.
Tahap Pelaksanaan
Siklus ketiga ini dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu satu kali pertemuan. Kegiatan awal yaitu mengerjakan soal tes awal (prestes) yang diikuti 25 peserta didik guna mengetahui kemampuan peserta didik sebelum pembelajaran. Kegiatan selanjutnya yaitu pembelajaran materi tentang materi Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga dengan sub tema talak, rujuk hikmah dan undang-undang dalam pernikahan dengan model Problem Based Learning. Kegiatan akhir yaitu pelaksanaan postes atau tes akhir pembelajaran untuk mengetahui keberhasilan dalam pembelajaran.
Tahap Pengamatan
Hasil Observasi Aktifitas Guru
Pada siklus III atau pertemuan III ini didapatkan hasil nilai 68. Hal ini menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru dalam menerapkan metode Problem Based Learning pada proses pembelajaran dengan kategori sangat baik.
Hasil Observasi Aktifitas Peserta Didik
Hasil observasi peserta didik dimuat dalam lampiran. Pada siklus III ini didapakan hasil presentasi peserta didik dengan kategori kurang 0%, kategori baik 13,33%, sedangkan kategori sangat baik 86,67%. Sehingga pada siklus III sudah 86,67% peserta didik mendapat kategori sangat baik dari target 87% peserta didik. Oleh karena itu siklus III ini dapat dinyatakan berhasil.
Wawancara
Setelah selesai menerapkan model Problem Based Learning pada siklus III, peneliti melakukan wawancara dengan guru bidang studi PAI dan Budi Pekerti. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa banyak kelebihan dalam pelaksanaan model Problem Based Learning pada siklus III diantaranya yaitu: Peserta didik dapat berlatih berfikir logis, peserta didik lebih senang dalam pembelajaran.
Table 2.5 Hasil Belajar Siswa Siklus III
Tabel 3.1 Kenaikan Hasil Belajar Siklus III
Dari hasil di atas menunjukkan bahwa pada siklus III ini tingkat hasil belajar peserta didik ialah:
- Nilai 90-100 ada 5 peserta didik atau 20% naik dari siklus II yaitu dari 2 peserta didik menjadi 5 peserta didik setelah dilaksanakan siklus III
- Nilai 80-89 ada 6 peserta didik atau 24% naik dari siklus II yaitu dari 5 peserta didik naik menjadi 6 peserta didik setelah dilaksanakan siklus III.
- Nilai 70-79 ada 10 peserta didik atau 40% naik dari siklus II yaitu dari 8 peserta didik menjadi 10 peserta didik setelah dilaksanakan siklus III Nilai <70 ada 4 peserta didik atau 16% menurun dari siklus II yaitu dari 9 peserta didik menjadi 4 peserta didik setelah dilakukan siklus III
Refleksi
Hasil diatas menunjukkan dalam siklus II ini, dengan dasar KKM 75 maka banyak peserta didik yang tuntas dalam materi Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga, jika dilihat dari tingkat ketuntasannya yaitu 21 peserta didik yang terdiri dari 5 peserta didik memperoleh 90-100 dan 6 peserta didik memperoleh 80-89. Namun masih perlu adanya tindakan penelitian kelas siklus III untuk mencapai target 87%. Dibawah ini disajikan display data perkembangan penelitian dari pra siklus sampai siklus II:
Tabel 3.3 Kenaikan Hasil Belajar Siklus III
Daftar Pustaka
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005)
Abdul Wahab, Solichin, Analisis Kebijaksanaan: dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, (Jakarta: Sinar Grafika, 2001)
Abdul Wahab, Solichin, Analisis Kebijakan dari formula ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, (Jakarta : Pt. Bumi Aksara,2008)
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998)
Aris, Sohimin, Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013,(Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2014)
Daryanto, Kamus Besar Bahasa Indonesia Lengkap EYD& Pengetahuan Umum,(Apollo Lestari, Surabaya, 1997)
Kosasih, E. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013.,(Bandung: Yrama Widya,2014)
Kunandar, Langkah mudah penelitian tindakan kelas sebagai pengembangan profesi guru, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011)
Nasir Budiman, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Madani Press, 2001).
Nana Sudjana, Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005)
Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu.(Bogor: Ghalia Indonesia,2014)
Sanjaya, Wina. Perencaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2008)
Suharsimi Arikunto dkk. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
Bagus sekali bu Fena, teruslah berinovasi dalam pembelajaran, agar peserta didik semakin terlayani kebutuhan belajarnya